Rabu, 27 Agustus 2008

CINTA YANG TAK PERNAH HILANG



Cerpen Marina Savira


Amalia Fadhila Oktarina. Itu namanya. Gadis kelas 3 SMP yang sudah hampir menyelesaikan masa-masa SMP-nya di SMP BioSchool itu biasa dipanggil Lia. Dia sedang menghadapi ujian terakhirnya di sekolahnya.

Dia bertekad, ingin masuk SMA PumiceSchool yang terkenal. Lia memang bisa dikatakan calon murid SMA PumiceSchool. Dia adalah murid yang jenius kedua di sekolahnya. Meski sering main-main ke warnet, pelajarannya tidak pernah tertinggal.

Lia itu selera bertemannya agak aneh. Dia lebih suka bergaul dengan cowok, daripada dengan anak cewek yang ada di kelasnya yang centil-centil. Lia enggan bergaul dengan mereka. Takut dirinya yang tomboi menjadi feminin seperti teman-teman ceweknya yang ada di kelas.

Lia paling akrab dengan Derry Luthfi Fahrezi, biasa dipanggil Derry, tapi kalau di rumahnya, dia dipanggil Luthfi. Kepintarannya lebih tinggi dari Lia. Dialah murid paling jenius di sekolah. Dia tampan, pintar, baik, kaya, tapi sayang, dia itu narsis! Mereka sering digosipkan pacaran, tapi mereka selalu menyangkal gosip itu karena gosip itu sama sekali salah.

Ketika Lia dan Derry main Ragnarok di warnet, Lia sedang nggak mood main. Jadi, Derry main sendiri sambil menghiburnya. Saat Lia menonton Derry main, dia baru sadar kalau Derry adalah anak yang baik sekali. Karena saat Lia lupa bawa bekal, Derry memberikan sebagian bekalnya. Saat Lia tidak bisa menggantung atau menyimpan sesuatu di tempat yang tinggi, Derry membantunya. Saat Lia nggak mood seperti sekarang, Derry menghiburnya.

Akhirnya dia sadar, dia menyukai Derry. Lalu Derry bertanya, “Kok diem, sih? Bosen, ya?””Ah, nggak. Cuma agak capek,” jawab Lia. Dia agak salah tingkah di depan Derry. Lalu mereka membayar tagihannya lalu Derry mengantar Lia pulang.

*@*

Esoknya, di papan mading terpampang pengumuman kelulusan. Derry tampil sebagai juara pertama, sedangkan Lia kedua. Saat ijazah diberikan, tiba-tiba air mata Lia berlinang karena terharu melihat cowok yang disukainya memiliki nilai yang memuaskan. Entah kenapa Lia begitu terharu.

“Tadi kok kamu nangis?” tanya Derry setelah pembagian ijazah selesai.

“Nggak tau. Tiba-tiba aku rasanya pengen nangis,” jawab Lia.

“Tapi kamu nggak apa-apa, kan?” tanya Derry lagi.

“Bener, kok. Aku nggak apa-apa,” jawab Lia.

Mereka terdiam. Kehabisan topik. Lia ingin sekali mengutarakan perasaannya, tapi mau bagaimana lagi, Lia itu pemalu! “Derry... aku... aku suk...” ”Aku suka kamu, Lia. Sejak pertama kali kita ketemu. Awalnya aku kira kamu sama aja kayak cewek yang ada di kelas kita. Tapi kamu beda! Beda banget! Kamu tomboi, persis kayak cewek yang ada di pikiranku selama ini!” ujar Derry.

Lia berpikir. Gimana di tau aku mau ngomong apa?! Dia cenayang atau sejenisnya, ya?!

“Aku nggak mau kamu bilang suka sama aku duluan. Karena aku tahu kamu dibilang belagu sama anak lain yang ada di kelas. Gue kan cowok inceran. Hehehe...” ujar Derry kemudian.

Aku nggak habis pikir. Dia perhatian banget sama aku! Dia baik banget.... pikir Lia.

“Mungkin ini perjumpaan kita yang terakhir, Lia. Mungkin aku ‘gak akan dateng ke acara perpisahan sekolah. Karena aku harus mengurus kepindahanku ke New York,” kata Derry. Lia terperanjat, “New York? ‘Gak salah, tuh? Kenapa kamu harus sekolah di New York, Der?” tanya Lia sambil berkaca-kaca.

Derry tersenyum, “Ini perintah ibuku. Dulu almarhum ayahku sangat ingin punya anak yang bisa belajar ke New York. Tapi ayahku keburu meninggal sebelum salah satu anaknya bisa sekolah ke New York,”

Lia kecewa. Dia sangat berharap Derry mau datang ke perpisahan sekolah.

*@*

Di hari perpisahan sekolah di aula sekolah, Derry benar-benar tidak datang. Pesta perpisahan sekolah Lia tahun ini bergaya ala pesta dansa. SMP BioSchool mengadakan pesta perpisahannya dengan tema yang diberikan oleh Kepala Sekolah.

Di akhir acara tiba-tiba seseorang menepuk bahu Lia. Lia menoleh. Derry?! Kukira dia ‘gak akan dateng! pikir Lia, “Hai. Sori. Gue rada telat. Persiapannya makan waktu lama,” ujar Derry tersenyum. Duuh! Cakepnya cowok ini kalo tersenyum! pikir Lia.

Spontan Lia kaget, lalu memeluk Derry. Derry ternyata wangi banget! “Kok kamu nggak bilang-bilang kalo mau dateng, sih?” kata Lia sambil terus memeluk Derry, “Sori. Lupa. Pulsa HP-ku abis,” jawab Derry. Tiba-tiba datang teman-teman Lia yang centil dan belagu yang paling Lia benci, Nabila.

“Hai, Der! Kok kamu dateng ‘gak bilang-bilang ke aku?” ujarnya sok dekat sambil mengulang sedikit perkataan Lia. Iih!!! Amit-amit banget, sih nih cewek?! Udah dandanannya medok, nggak tau malu pula! ujar Lia dalam hati.

“Sori. Lo siapa, ya?” tanya Derry pura-pura nggak kenal. Tampang Nabila jadi seseram Medusa. Bahkan lebih seram! “Kurang ajar! Masa’ lupa ama cewek paling cantik di kelas, sih?!” ujarnya narsis.

“Yang gue tau, cewek paling cantik di kelas tuh yang namanya Amalia Fadhila Oktarina, deh. Bukan kamu. Kamu mah nggak cocok ama tuan Derry Luthfi Fahrezi ini!” kata Derry dengan tenang menyebut nama panjang Lia sebagai cewek tercantik di kelas.

Lia kaget. Dia dibilang cantik sama cowok paling cakep di kelas??? Itu perkataan yang sebetulnya paling Lia tunggu-tunggu dari mulut Derry! Lalu, karena kesal. Nabila pergi meninggalkan Lia dan Derry. Lalu mengalun lagu Brown Eyes -nya Destiny’s Child. Lagu favorit Lia!

“Aku nge-request lagu ini cuma buat kamu, Lia,” ujar Derry blak-blakan. Lalu Derry berlutut di depan Lia. Lia tertawa.

“Amalia Fadhila Oktarina,”

“Ya?” ujar Lia.

“Maukah kamu jadi pacarku?” tanya Derry sambil memberikan satu buket mawar merah.

Lia kaget bercampur senang, tapi bingung harus menjawab apa. Lalu Lia sudah memutuskan, “Derry, you’re so sweet... Manis banget... Oke! Aku mau jadi pacarmu!” jawabnya sambil menerima buket bung

Setelah itu Derry mengajak Lia berdansa. Setelah lagu berhenti mengalun, mereka berdua menghentikan dansa. Lalu Derry mencium tangan Lia. Lia tersenyum bahagia.

*@*

Lima bulan kemudian, Lia sudah resmi menjadi siswi SMA PumiceSchool. Dia tidak pernah mendengar kabar Derry di New York. Setelah itu, ada telepon dari David, temannya di SMP. Dia bilang akan ada reuni. Semua alumni wajib datang membawa pasangan sendiri-sendiri.

Lia sempat berpikir. Kalo semua alumni harus datang, berarti Derry akan datang. Tapi, sekarang Lia tidak begitu peduli dengan Derry lagi. Lia putus dengan Derry sebulan yang lalu.

Akhirnya waktu reuni telah datang. Lia datang dengan David karena David juga tidak punya pasangan. Sesuai dugaan, Derry datang membawa cewek New York bernama Emily Stewart. Dia memperkenalkan cewek itu kepada Lia, “Hai, Lia. Ini cewek gue. Namanya Emily,” ujarnya.

“Emily, this is Lia,””Hai! Derry sudah banyak bercerita tentang kamu,” kata Emily dengan bahasa Indonesia yang agak kaku. Sebetulnya, Lia sebal melihat Emily dekat-dekat dengan Derry. Tentu saja, Lia masih menyukai Derry! Akhirnya pesta reuni berakhir.

*@*

Lima tahun kemudian, Derry pulang dari New York. Dia pergi ke rumahnya, lalu bertemu ibunya, “Luthfi! Kamu sudah pulang! Kenapa kamu tidak bilang?””Maaf, bu. Luthfi lupa,” ujar Derry kembali. Setelah itu dia pamit untuk pergi ke rumah Lia.

Derry menekan bel rumah Lia. Lalu terdengar suara dari belakangnya, “Siapa, ya?” tanya suara itu. Derry menoleh. Ternyata itu Lia! “Derry?” tanya Lia setengah terkejut.

“Ternyata kamu masih ingat aku,” ujar Derry tenang.

Lia sangat bahagia sampai memeluk Derry erat-erat.

“Maaf, Lia. Ternyata Emily hanya menginginkan uangku, jadi aku putusin dia,” kata Derry.

“Tapi kamu mau, kan jadi pacarku lagi?” tanya Derry sambil melepas pelukannya.

“Tentu saja! Karena aku masih menyukaimu. Meski kau putusin aku, aku tetap suka kamu!” jawab Lia. ***

Tidak ada komentar: